Bantul bahkan disebut sebagai Kota Geplak. Di masa lalu geplak dikonsumsi sebagai makanan pokok menggantikan beras di masa-masa sulit dahulu. Saat ini geplak lebih sebagai camilan serta oleh-oleh para wisatawan ketika mengunjungi daerah Bantul atau Yogyakarta. Geplak terbuat dari kelapa muda, gula jawa dan tepung beras atau tepung beras ketan. Hasil pencampuran bahan-bahan tersebut adalah rasa manis atau mungkin terlalu manis bagi sebagian orang yang belum terbiasa. Namun mungkin rasa manis inilah yang menarik para wisatawan.
Munculnya geplak tidak dapat dikesampingkan dengan banyaknya keberadaan pabrik gula, tebu dan perkebunan kelapa di Bantul. Di era kolonial, Bantul dikenal sebagai daerah produksi gula. Ada sedikitnya enam pabrik gula dan banyak lahan pertanian tebu. Di antara pabrik gula, ada satu yang masih berjalan hingga saat ini, pabrik Madukismo. Gula yang dihasilkan oleh pabrik ini digunakan untuk produksi makanan ringan seperti Geplak. Kabupaten Bantul terletak strategis di kawasan pesisir Laut Selatan sangat cocok untuk pohon kelapa tumbuh melimpah. Jadi sangat mudah untuk mendapatkan bahan-bahan utama geplak, daging kelapa dan susu. Jelas, geplak berpengaruh positif terhadap industri gula dan kelapa, belum lagi terhadap pariwisata di Kabupaten Bantul.
Rasa Khas
Yang khas paling signifikan dari Geplak ini tentu saja rasa manisnya. Namun, tidak hanya polos manis saja, tapi juga rasa renyahnya. Bahan untuk membuat Geplak adalah kelapa muda, tepung beras ketan, pandan, gula tebu atau gula merah, air, garam dan vanili.
Proses pembuatan Geplak adalah dengan menggoreng semua bahan tanpa minyak hingga dimasak sempurna sehingga membuat Geplak tahan lama. Kemudian adonan yang digulung menjadi bulatan kecil dengan menggunakan tangan.
Sebelumnya, Geplak hanya dibuat dalam dua warna. Proses pembuatan yang menggunakan hasil gula tebu di Geplak abu-abu. Bila menggunakan gula merah, itu menghasilkan Geplak coklat. Seiring waktu, untuk merespon permintaan pasar dan persaingan, Geplak sekarang dibuat dalam berbagai warna dan rasa. Selain itu, Geplak dibungkus dalam kemasan menarik. Geplak menggunakan pewarna makanan alami, bukan kimia. makanan ringan ini tersedia dalam berbagai rasa seperti durian, jeruk stroberi, dan banyak lagi. Untuk rasa, jus buah digunakan. Ada juga jahe dan bumbu kacang. Geplak telah mendapatkan label keselamatan dari Departemen Kesehatan.
Geplak mengandung nilai gizi tinggi. Menurut penelitian makanan dan gizi oleh Universitas Gadjah Mada, dalam setiap 100 gram Geplak terdapat 74 gram karbohidrat, 14 gram lemak, 10 gram air, 10 gram protein dan 2 gram kalori.
Pada tahun 2002, MURI memberikan penghargaan untuk Geplak terbesar di dunia. Geplak raksasa yang dipamerkan di Bantul Expo 2002 di Dwi Windu Square, Bantul dengan panjang 2 meter dan tinggi 2,25 meter. Untuk membuat Geplak raksasa dibutuhkan biaya sekitar 20 juta rupiah, untuk 1,6 ton gula, 360 kelapa, 4 kwintal tepung, 1 ons pewarna dan aromatik. Dan butuh 7 hari untuk menyelesaikannya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar